Perkalian dan Pembagian
Jika orang tua atau guru bermaksud
mengajarkan perkalian pada anak, maka sebaiknya si anak tersebut
diperkenalkan kepada proses untuk mendapatkan hasil perkalian tersebut.
Sebagai contoh 3 x 2 = 6. Ajari anak untuk memahami dari mana perolehan angka 6 tersebut.
Penjumlahan bilangan 2 sebanyak 3 suku
dapat ditulis sebagai 2 + 2 + 2. Disisi lain 2 + 2 + 2 = 6. Sementara,
penulisan yang lebih sederhana mengenai 2 + 2 + 2 adalah 3 x 2. Dengan
demikian, diperoleh bahwa 3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6. Itulah proses perolehan
angka 6 pada hasil perkalian 3 x 2.
Dapat didefinisikan bahwa perkalian merupakan penjumlahan bilangan yang sama secara berulang.
Jika seorang anak memahami proses seperti
ini, insyaAllah ketika dia lupa hasil perkalian dua bilangan bulat maka
dia akan mengembalikan ke proses tadi.
Pun ketika anak mendapatkan persoalan aritmetika yang melibatkan penjumlahan dan perkalian, sebagai contoh 5 + 3 x 2, maka proses yang benar adalah 5 + 2 + 2 + 2 = 5 + 6 = 11.
Tidak jauh berbeda dengan mengajarkan
perkalian, Jika orang tua atau guru bermaksud mengajarkan 6 : 2, maka
kembalikan kepada proses penjumlahan 2. Maksudnya adalah sebanyak berapa
sukukah penjumlahan 2 sehingga menghasilkan 6? Dalam hal ini si anak
diminta untuk menjumlahkan angka – angka 2 sehingga diperoleh hasil 6.
Jika dimisalkan terdapat persoalan aritmetika 5 + 6 : 2, maka proses yang benar adalah 5 + 3 = 8.
Kemudian bagaimana dengan persoalan aritmetika 5 + 3 x 2 + 5 + 6 : 2? Proses yang benar menyelesaikannya adalah 5 + (3 x 2) + 5 + (6 : 2).
Dalam hal ini perkalian dan pembagian harus dikembalikan kepada
definisinya. Jika dikembalikan kepada definisinya, maka si anak harus
menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian terlebih dahulu. Itulah
mengapa perkalian dan pembagian diberi tanda kurung. Dengan demikian 5 +
3 x 2 + 5 + 6 : 2 = 5 + 6 + 5 + 3 = 19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar